Rabu, 06 Mei 2015

MENEROPONG INDENPENDENSI WAJAH JURNALISTIK INDONESIA

MENEROPONG INDENPENDENSI WAJAH JURNALISTIK INDONESIA

Penulis            : Brikjon Hasugian

Indonesia sebagai salah satu Negara Demokrasi terbesar di dunia memberikan kedudukan yang sangat strategis dan foundamental bagi keberadaan dunia jurnalistik tanah air. Bagaimana tidak peran jurnalitik sebagai media pusat informasi sangat penting dan dibutuhkan masyarakat untuk mengawal berjalanya roda pemerintahan di Negara Demokrasi ini. Media  sebagai pelaku utama dan terdepan untuk membritakan dan menyoroti suatu peristiwa kini justru sedang hangat diperbincangkan oleh kalangan mahasiswa dan masyarakat umum tentang Indenpensinya.
            Saat ini Pers sebagai salah satu pilar negara berdemokrasi di indonesia khususnya dizaman revformasi ini sudah tergolong tidak lagi sehat dan jauh  dari nilai-nilai kejujuran dan keadilan. Pers seharusnya berperan sebagi social control bagi masyarakat kini tidak lagi Independen dan tidak bisa terbantahkan lagi bahwa sebagian besar dunia jurnalistik indonesia telah berpihak kepada kepentingan kelompok elit politik dan kepentingan media itu sendiri. Kalau kita melihat lebih jauh tentang informasi yang beredar dimasayarakat khusunya pada pemilu presiden 2014 kemarin hingga saat ini ditengah kisrunya lembaga-lembaga kita seperti Polri dan KPK maka terlihat jelas bagaimana penyajian berita antara media yang satu dengan media jurnalistik yang lainya yang terkesan berperang untuk memenangkan presepsi publik. Maka kita bisa simpulkan bahwa media jurnalistik telah ikut menjadi bagian alat politik untuk membangun presepsi masyarakat terhadap perkembnagan perputaran arus politik di Indonesia saat ini. Seharusnya ini tidak boleh terjadi, media harus kembali kepada posisinya sebagai alat informasi dan komunikasi, alat kontrol sosial bagi pemerintahan dan bukan justru sebagai mitra alat politik bagi kepentingan kelompok.
Kini masalah baru muncul yang dunia jurnalistik hadapi yaitu tentang krisis kepercayan terhadap dunia jurnalitik di Indonesia. Begitu banyak masyarakat kita yang tidak lagi percaya kepada media sebagi pusat informasi bagi masyarakat yang membutukan informasi yang akurat dan akuntabel. Tentu ini sangat berbahaya bagi pembangunan nasional kita yang tanpa indenpendensi media mustahil pembangunan nasional kita dapat berjalan dengan baik. Media mempunyai peran yang sangat menentukan wajah Indonesia hari ini dan kedepan karena tugas dan fungsinya sanagat foundamental bagi berjalanya roda pemerintahan di Negara Demokrasi ini.. Sudah saatnya adanya revolusi mental ditubuh pers untuk mendapatkan kembali kepercayaan publik yang telah hilang dan tergusur oleh kebohongan wajah topeng pers. Namun disisi lain kita harus memberikan apresiasi bagi media-media yang sampai saat ini konstan menjalankan tugasnya sesuai dengan kode etik dunia jurnalistik yang akurat dan berimbang yang penyajian beritanya objektif tanpa intervensi yang mengandung nilai-nilai kejujuran dan keadilan tanpa adanya keberpihakan.
Masyarakat sebagai konsumen dari media harus cerdas dalam menanggapi peristiwa pemberitaan khususnya pemberitaan hukum dan politik yang mempunyai banyak kepentingan didalamnya. Ketika media tidak lagi mewakili dari suara masyarakat maka kita harus berpikir kritis untuk mempecayai indenpendensinya dan kreditbiltas dari media tersebut. Kesadaran masyarakat akan kritis terhadap informasi yang beredar sangat membantu untuk meredam kondisi politik yang panas pada ahir-ahir ini. Media  harus menyadari peran mereka adalah sebagai wasit dalam bernegara sehingga insan pers harus bersikap adil dan jujur tidak hanya sekedar mendukunng kepentingan pemilik modal dengan mengorbankan kepentingan masyarakat yang lebih besar.
Tentu di tengah krisisnya indenpendensi dunia pers masih ada harapan kita bagi pelaku pers agar tetap berada dalam idealismenya sebagi social control bagi masyarakat yang bebas dan bertanggung jawab dalam Berdemokrasi. Ini bisa dimulai dari organisai atau komunitas pers seperti “CommPress” Titian Langkah Jurnalis” di Indonesia, agar menyerukan betapa pentingnya Indenpendensi dunia jurnalistik dalam prespektif pembangunan Nasional kita. Ini bisa diwujudkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang menyadarkan para pelaku pers atau kalangan mahasiswa yang ingin terjun di dunia jurnalistik agar membekali diri untuk taat kepada Kode Etik jurnalistik Indonesia. Oleh karnanya saya sangat mendukung adanya kegiatan “citizen opinion” sebagai wadah untuk berekspresi mengemukakan pendapat dalam bentuk kritik maupun saran demi terwujudnya jurnalistik yang “Idenpenden” serta berpihak kepada kepentingan masyarakat banyak. Karena kalau kita flash back kebelakang dahulu dizaman penjajahan media adalah sebagai alat perjuangan untuk merebut kemerdekaan, maka dipasca reformasi ini kita juga harus menggunakanya secara cerdas yaitu sebagai alat perjuangan melawan korupsi dan ketidakadilan demi mewujudkan cita-cita besar kita bersama yaitu mencerdaskan dan mensejahtrakan kehidupan Bangsa dan Negara Indonesia.